Tanaman hidroponik diperoleh dari pembibitan yang tidak berbeda caranya dengan pembibitan tanaman biasa. Yaitu secara generative, dengan menyemai biji, dan secara vegaratif dengan menyetek bagian tanaman yang memang dapat di stek.
Untuk menyemai biji, biasanya disisihkan satu tempat khusus yang terpisah dari kumpulan tanaman hidroponik lainnya. Sebab kecambah dan bibit tanaman muda memerlukan perhatian dan perawatan khusus yang berbeda dengan tanaman tua. Dalam pemeliharaan sehari – hari jika dicampur, kurang praktis dan efisien.
Persemaian biji lazimnya berukuran kotak persegi empat. Supaya mudah dan efisien penanganannya selalu ditaruh di atas meja atau para - para. Sesudah diisi dengan pasir steril atau jenis bahan medium tanam yang lainnya yang ngerokos (mudahnya menyerap dan memegang kelembaban), disirami air supaya basah seluruhnya, tetapi tidak sampai kuyup. Permukaanya kemudian dilubangi dengan ujung pensil yang runcing, sehingga tercipta deretan lubang penanaman berjarak 1 x 2 cm, atau 1 ½ x 2 ½ cm. Tiap – tiap lubang tidak boleh lebih dalam daripada 0,8 cm.
Biji kemudian disemaikan dalam lubang ini, dan ditutup kembali dengan pasir steril sampai tidak kelihatan lagi. Jika bijinya lembut sekali seperti biji tomat dan Lombok, misalnya, sudah tentu lebih praktis disebar rata saja di atas permukaan medium tanam yang rata. Kemudian ditutup kembali dengan selapis medium yang tipis. Tetapi biji lain yang besar justru lebih praktis jika disebar secara teratur dalam beberapa barisan yang rapi. Kecambah yang kemudian tumbuh rapi pun mudah dan cepat diperjarang untuk diseleksi yang bagus – bagus saja (yang dipertahankan), sedang yang tumbuhnya jelek, cacat, atau ketinggalan pesatnya, dicabut saja untuk dibuang.
Dan jika sudah tiba waktunya dipindah tanamkan ke pot hidroponik, bibit yang berbaris rapi juga paling gampang perlakuaanya.
Sesudah ditanam, biji perlu disirami air dengan memakai penyemprot supaya cukup basah saja, tetapi tidak sampi tergenang kebanjiran air.
Pada hari berikutnya juga masih tetap disirami dengan air biasa saja, karena untuk berkacambah biji itu memang tidak perlu larutan makanan bahan kimia. Baru sesudah 3 hari (dihitung mulai dari saat disebar itu), mereka perlu diberi larutan makanan seperti tanaman yang sudah dewasa. Larutan boleh dibiarkan merembes terus keluar dari pot setiap kali penyiraman, tetapi juga boleh ditahan dulu dalam pot dengan jalan menyumbat lubang dasarnya, dan membukanya lagi sesudah 2 hari, jika mendapat giliran penyiraman berikutnya.
Jadi jika ada endapan dalam pot, dapat digentor ke luar oleh penyiraman berikutnya.
Lazimnya, penyiraman dilakukan setiap 2 hari sekali, tetapi sesudah kecambah tanaman tumbuh lebih besar, penyiraman perlu lebih sering.
Panduan Cara Pembibitan Tanaman Hidroponik Dengan Biji
Part I, Akan dilanjutkan di artikel pembibitan biji Part II.
Untuk menyemai biji, biasanya disisihkan satu tempat khusus yang terpisah dari kumpulan tanaman hidroponik lainnya. Sebab kecambah dan bibit tanaman muda memerlukan perhatian dan perawatan khusus yang berbeda dengan tanaman tua. Dalam pemeliharaan sehari – hari jika dicampur, kurang praktis dan efisien.
Persemaian biji lazimnya berukuran kotak persegi empat. Supaya mudah dan efisien penanganannya selalu ditaruh di atas meja atau para - para. Sesudah diisi dengan pasir steril atau jenis bahan medium tanam yang lainnya yang ngerokos (mudahnya menyerap dan memegang kelembaban), disirami air supaya basah seluruhnya, tetapi tidak sampai kuyup. Permukaanya kemudian dilubangi dengan ujung pensil yang runcing, sehingga tercipta deretan lubang penanaman berjarak 1 x 2 cm, atau 1 ½ x 2 ½ cm. Tiap – tiap lubang tidak boleh lebih dalam daripada 0,8 cm.
Biji kemudian disemaikan dalam lubang ini, dan ditutup kembali dengan pasir steril sampai tidak kelihatan lagi. Jika bijinya lembut sekali seperti biji tomat dan Lombok, misalnya, sudah tentu lebih praktis disebar rata saja di atas permukaan medium tanam yang rata. Kemudian ditutup kembali dengan selapis medium yang tipis. Tetapi biji lain yang besar justru lebih praktis jika disebar secara teratur dalam beberapa barisan yang rapi. Kecambah yang kemudian tumbuh rapi pun mudah dan cepat diperjarang untuk diseleksi yang bagus – bagus saja (yang dipertahankan), sedang yang tumbuhnya jelek, cacat, atau ketinggalan pesatnya, dicabut saja untuk dibuang.
Dan jika sudah tiba waktunya dipindah tanamkan ke pot hidroponik, bibit yang berbaris rapi juga paling gampang perlakuaanya.
Sesudah ditanam, biji perlu disirami air dengan memakai penyemprot supaya cukup basah saja, tetapi tidak sampi tergenang kebanjiran air.
Pada hari berikutnya juga masih tetap disirami dengan air biasa saja, karena untuk berkacambah biji itu memang tidak perlu larutan makanan bahan kimia. Baru sesudah 3 hari (dihitung mulai dari saat disebar itu), mereka perlu diberi larutan makanan seperti tanaman yang sudah dewasa. Larutan boleh dibiarkan merembes terus keluar dari pot setiap kali penyiraman, tetapi juga boleh ditahan dulu dalam pot dengan jalan menyumbat lubang dasarnya, dan membukanya lagi sesudah 2 hari, jika mendapat giliran penyiraman berikutnya.
Jadi jika ada endapan dalam pot, dapat digentor ke luar oleh penyiraman berikutnya.
Lazimnya, penyiraman dilakukan setiap 2 hari sekali, tetapi sesudah kecambah tanaman tumbuh lebih besar, penyiraman perlu lebih sering.
Panduan Cara Pembibitan Tanaman Hidroponik Dengan Biji
Part I, Akan dilanjutkan di artikel pembibitan biji Part II.