Advertisement 728 X 90

PASANG IKLAN DISINI BANNER UKURAN 728 X 90 CUMAN 100.000 PER BULAN

Panduan Cara Pembibitan Tanaman Hidroponik Dengan Stek Batang Part II

Pembahasan kali ini adalah lanjutan artikel dari Panduan Cara Pembibitan Tanaman Hidroponik Dengan Stek Batang Part I Jika suhu  ruangan pesemaian dapat disusahakan senantiasa cukup panasnya sekitar 28 derajat celcius, stek itu lebih cepat berakar daripada stek yang dibiarkan kedinginan di malam hari dan kepanasan di siang hari terik.

Tanda bahwa stek sudah berakar ialah adanya pertumbuhan baru yang nampak sudah tanaman segar kembali. Maka ia hanya boleh tinggal paling lama 1 minggu lagi, dalam pot persemaian itu, untuk kemudian dipindah tanamkan ke pot hidroponik yang lebih besar.

Cara lain untuk menyemai stek batang tanaman berbatang lunak, ialah dengan memakai perlite atau butiran hancuran batu apung sekecil kerikil, dalam kantong plastik. Mula-mula, bahan ini disirami air, kemudian air dikeluarkan dari kantong, dengan menungginggkan kantong plastik itu yang agak ditahan lehernya, sampai semua air keluar tuntas. Maka, perlite atau kerikil batu apungnya akan cukup lembab, namun tidak sampai basah kuyup.

Stek tanaman kemudian ditancapkan dalam medium tanam dalam kantong itu, kemudian ditutup dan ditaruh di tempat yang terang, tetapi tidak sampai  kepanasan oleh sinar matahari terik.

Supaya  tidak pengap  sesak nafas, kantong perlu dibuka sebentar setiap hari, tetapi jangan sampai mengganggu kedudukan tanaman.
Biasanya untuk menumbuhkan akar diperlukan 2 minggu sampai 1 bulan.Untuk mengetahui apakah stek sudah berakar, boleh menarik tanaman muda itu secara hati-hati. Jika medium tanamannya bergerak, maka tandanya  tanaman sudah berakar kuat. Dalam hal ini, ia sudah waktunya dipindah tanamkan ke pot hidroponik.

Stek cabang tanaman yang keras batangnya, seperti perdu dan pohon -pohonan, agak berbeda cara membuatnya. Cabang yang cocok untuk distek dengan memuaskan hanya yang masih bergaris tengah sebesar pensil saja. Itu dipotong pucuknya, sehingga tidak berdaun lagi, dan kemudian dipotongi lebih lanjut menjadi potongan stek sependek 20 cm. Tetapi usahakan agar padanya selalu ada mata tunasnya, paling sedikit 2 biji. Tempat pemotongan bagian bawah harus diusahakan sedikit di bawah tempat mata tunas itu, sisa cabang yang terlalu panjang dibawah tunas di dalam pot itu akan membusuk dan menjadi sumber penyakit.

Stek batang tanaman keras lama sekali menumbuhkan akar baru. Ada yang sampai setahun. Dipotong pada musim hujan, ia baru berakar pada musim hujan tahun berikutnya. Karena itu, penting sekali mengusahakan agar selama menunggu saat berakar ini, ia tidak diserbu rayap, kekeringan, atau  mendapat musibah lain.

Untuk menyemaikan stek yang minta waktu lama ini, jelas diperlukan tempat pesemaian yang terpencil dan tidak mendapat gangguan terlalu sering. Salah satu cara yang dapat ditempuh dengan mudah ialah membuat petakan atau kotakan dalam tanah (besarnya mana suka, tergantung pada jumlah stek yang akan disemai), yang nantinya dapat ditutup dengan sehelai kaca yang pas. Kotakan diisi dengan pasir yang sudah disterilkan dengan jalan direbus, sampai setinggi permukaan tanah semula, lalu dibahasahi. Stek batang yang sudah diiris bersih dan rata pangkalnya, kemudian ditancapkan sedemikian rupa dalamnya, sehingga masih ada lk. 2 1/2 cm yang muncul di atas permukaan pasir. Memang sebagian besar terbenam di bawah permukaan, tetapi ini perlu, mengingat ia harus mengatasi musim kering kemarau nanti, sebelum berhasil menyelesaikan tugas menumbuh akar.

Di bagian dalam inilah suasana masih tetap lembab, meskipun udara luar kering. Untuk mencegah penguapan air dari pasir terlalu banyak, kotakan ditutup dengan kaca yang pas. Dan diatasnya lagi perlu dibangun atap peneduh yang sepanjang tahun benar - benar dapat menaungi pesemaian berkaca itu dengan mudah.

Panduan Cara Pembibitan Tanaman Hidroponik Dengan Stek Batang Part I

Panduan Cara Pembibitan Tanaman Hidroponik Dengan Stek Batang Part I - Bagi hidroponik rumahan yang lebih banyak memelihara tanaman hias, pembibitan lebih menyenangkan karena lebih cepat berhasil jika dilakukan secara vegatatif, dengan membuat dan menyemai stek batang atau cabang, stek daun, dan umbi akar. Tanaman yang tumbuh dari stek selalu sama bentuk dan sifatnya dengan tanaman induknya.

Tanaman yang lunak batangnya, seperti kebanyakan bunga-bungaan dan sayuran, biasanya dibuat dengan mengiris cabangnya yang mudah dipisah dengan dipatahkan begitu saja dari batang induknya, tanpa perlawanan. Jika ia sulit dipatahkan, dan hanya bengkok saja, atau meninggalkan bekas patahan yang berantakan tidak bersih beraturan, maka cabang itu sudah terlalu tua untuk dijadikan stek.

Stek tanaman lunak sebaiknya dibuat paling panjang 10 cm saja. Itu dipotong dari batang tanaman induknyaa dekat di bawah suatu buku, mata tunas, atau kuncup. Stek kemudian dibuang daun-daunnya yang paling bawah, sedangkan daun dipuncuknya dibiarkan saja. Bekas potongan yang mengeluarkan getah harus ditaburi serbuk norit atau arang kayu yang halus, supaya berhenti bergetah.

Stek harus dibungkus daun pisang atau kain bersih yang dibuat lembab (bukan basah), selama pengangkutan dari kebun ke tempat pesemaian dan selama disimpan, menunggu saat disemai. Sebab ia masih dibiarkan tetap berdaun, sedangkan daun ini menguapkan air terlalu  banyak sampai dapat layu, jika tidak dibungkus lembab.

Stek batang berupa cabang yang memenuhi syarat, disemai dalam pot yang sudah diisi dengan pasir dan lumut,  sphagnum yang dibasahkan. Pelru ditekan sedikit dalam pot, supaya bahan ini menjadi medium tanam agak padat, yang memenuhi pot sampai kira-kira 2 1/2 cm di bawah tepian tas pot.

Karena stek dapat dipercepat pertumbuhan akarnya dengan hormon tanaman indole butyric acid (IBA) yang dijual dengan nama dagang Seadix atau Hormodin, dan naphthalene acetic acid (NAA) yang diperdagangkan sebagai Planofix, maka sebaiknya memberinya salah satu hormion pertumbuhan ini saja, untuk menjamin keberhasilannya disemai.

Sebelum stek ditancapkan dalam pot pesemaian, pangkal batang yang masih baru diiris dengan pisau yang tajam (boleh pisau okulasi)) atau silet, supaya permukaannya rata  dan bersih,.Permukaan  inilah yang kemudian dicelup ke dalam serbuk hormon yang sudah disiapkan di dekat deretan pot itu, kemudian diketrok - ketro sedikit supaya serbuk yang kelebihan bisa rontok, dan akhirnya stek ditancapkan dalam medium tanam di sekitar batang stek perlu ditekan - padatkan seperlunya, supaya stek kokoh benar menancapnya.

Selesai ditanam, stek demikian perlu ditutup dengan kantong plastik yang sesuai ukurannya, atau botol jem (jika steknya kecil), untuk mencegah pengupan terlalu banyak. Tetapi setiap hari tutup ini perlu dibuka sebentar selama beberapa menit, supaya ada pertukaran hawa pengap dengan udara segar dari luar, kemudian dikerudungkan kembali. Nantikan artikel Panduan Cara Pembibitan Tanaman Hidroponik Dengan Stek Batang Part II yaaa.....

Panduan Cara Pembibitan Tanaman Hidroponik Dengan Biji Part II

Sebelumnya kita sudah membahas Panduan Cara Pembibitan Tanaman Hidroponik Dengan Biji Part I, dan artikel ini adalah kelanjutannya silahkan disimak lansungnya..

Persemaian perlu dilindungi dengan atap peneduh terhadap sengatan matahari, sampai biji berkacambah dan mencuatkan daunnya di atas permukaan kerikil medium tanam. Cahaya matahari memang berbahaya bagi kecambah demikian, tetapi cahaya yang terang dibawah satu atap peneduh justru perlu. Baru sesudah bibit tanaman itu muncul sepenuhnya  secara lengkap dengan batang dan daunnya, mereka boleh disinari matahari penuh waktu pagi, tetapi kemudian terlindung lagi waktu siang dan sore, jika matahari sedang ganas - ganasnya menyengat.

Jika bak persemaian itu gampang dipindah -pindahkan, sebaiknya juga memutar seperlunya supaya tanaman tidak tumbuh  condong ke satu arah, menuju ke arah matahari dari satu sisi saja.
Sesudah menumbuhkan 4 helai daun, bibit sudah cukup kuat untuk dipindah tanamkan ke dalam pot hidroponik lain lebih besar.

Cara lain untuk menyemai biji (terutama biji tanaman yang mahal dan langka), ialah dengan memakai bahan Jiffy-7, sepotong gambut yang sudah dikeringkan dan dibentuk bulat, silindris, atau persegi kubus yang dibungkus dengan jala plastik. Biji sebanyak 2 -3 butir ditekan masuk ke dalam bahan ini, dan pada waktunya nanti akan berkacambah, jika terus menerus dibuat lembab dengan penyiraman. Dengan air, gambut kering itu akan mengembang, membentuk medium tanam yang bagus kelembabannya. Dengan mudah, akar bibit yang muncul akan menerobos jala plastik yang menahan gambut jangan sampai berantakan waktu mengembang disirami air itu.

Suatu varasi lain dari jiffy-7 ialah fertlcubes, bahan pesemaian berbentuk kubus tersusun dari gambut kering, perlite, dan vermiculite, dicampur dengan sejumlah unsur kimia, makanan tanaman.

Bibit tanaman yang sudah cukup besar dapat dipindah ke dalam pot hidroponik berikut medium pesemaian itu sekalian. Bahan itu sudah disterilkan , sedang gambut keringnya bertugas sebagai penyerap yang baik. Jadi tanaman pun tidak akan ketularan bibit penyakit, atau kekurangan kelembaban.

Bahan ini sampai sekarang masih terpaksa diimpor, baik dari Inggris, Amerika, maupun Jerman, dan Belanda. Tetapi mestinya para peneliti pertanian kita sudah mulai meneliti kemungkinan mencari bahan pengganti yang sama bagusnya dengan gambut itu dari sumber - sumber dalam negri, seperti rawa -rawa di Kalimantan Barat, Rawa pening dan Rawa Lakbok di Jawa misalnya, di samping pengganti bagi perelite dan vermiculite.

Pada Nutrient Film Technique, yang mengharuskan bibit ditaruh dalam saluran tempat pemeliharaan tanaman yang dialiri cairan makanan dengan kecepatan dan tekanan tertentu, lebih - lebih lagi diperlukan kubus pesemaian seperti Jiffy-7 itu, supaya bibit masih dapat berdiri kokoh jika  dialiri larutan makanan. Tetapi bahan yang dipakai bukan Jiffy-7, melainkan rock wool batu basalt yang lunak keropos.


Panduan Cara Pembibitan Tanaman Hidroponik Dengan Biji Part I

Tanaman hidroponik diperoleh dari pembibitan yang tidak berbeda caranya dengan pembibitan tanaman biasa. Yaitu secara generative, dengan menyemai biji, dan  secara vegaratif dengan menyetek bagian  tanaman yang memang dapat di stek.

Untuk menyemai biji, biasanya disisihkan satu tempat khusus yang terpisah dari kumpulan  tanaman hidroponik lainnya.  Sebab kecambah dan bibit tanaman muda memerlukan perhatian dan perawatan khusus yang berbeda dengan  tanaman tua. Dalam  pemeliharaan sehari – hari  jika dicampur, kurang praktis dan efisien.

Persemaian biji lazimnya berukuran kotak persegi empat. Supaya mudah dan efisien penanganannya selalu ditaruh di atas meja atau para -  para.  Sesudah diisi  dengan pasir steril atau jenis bahan  medium tanam yang lainnya yang ngerokos (mudahnya menyerap dan memegang kelembaban), disirami air supaya basah seluruhnya, tetapi tidak sampai kuyup. Permukaanya kemudian dilubangi dengan ujung pensil yang runcing, sehingga tercipta deretan lubang penanaman berjarak 1 x 2 cm, atau 1 ½ x 2 ½ cm. Tiap – tiap lubang tidak boleh  lebih dalam daripada 0,8 cm.

Biji kemudian disemaikan dalam lubang ini, dan ditutup kembali  dengan pasir steril sampai tidak kelihatan lagi. Jika bijinya lembut sekali seperti  biji tomat dan Lombok, misalnya, sudah tentu lebih praktis disebar  rata saja di atas permukaan medium tanam yang  rata.  Kemudian ditutup kembali  dengan selapis medium yang tipis. Tetapi  biji lain yang besar justru lebih praktis jika disebar secara teratur  dalam beberapa barisan yang rapi. Kecambah yang kemudian tumbuh  rapi pun mudah dan cepat diperjarang untuk diseleksi yang bagus – bagus saja (yang dipertahankan), sedang yang tumbuhnya jelek, cacat, atau ketinggalan pesatnya, dicabut saja untuk dibuang.

Dan jika  sudah tiba waktunya dipindah tanamkan ke pot hidroponik, bibit yang berbaris rapi juga paling gampang perlakuaanya.
Sesudah ditanam, biji perlu disirami air dengan memakai penyemprot supaya cukup basah saja, tetapi tidak sampi tergenang kebanjiran air.

Pada hari berikutnya juga masih tetap disirami  dengan air biasa saja, karena untuk berkacambah  biji itu memang tidak perlu larutan makanan  bahan kimia. Baru sesudah 3 hari (dihitung mulai dari saat disebar itu), mereka perlu diberi larutan makanan seperti tanaman yang sudah dewasa. Larutan boleh dibiarkan merembes terus  keluar dari pot setiap kali penyiraman, tetapi juga boleh ditahan dulu dalam pot dengan jalan menyumbat lubang dasarnya, dan membukanya lagi sesudah 2 hari, jika mendapat giliran penyiraman berikutnya.

Jadi jika ada endapan dalam pot, dapat digentor ke luar oleh penyiraman berikutnya.
Lazimnya, penyiraman dilakukan setiap 2 hari sekali, tetapi sesudah kecambah tanaman tumbuh lebih  besar, penyiraman perlu lebih sering.

Panduan Cara Pembibitan Tanaman Hidroponik Dengan Biji
Part I, Akan dilanjutkan di artikel pembibitan biji Part II.

Pentingnya Penyedian Sumber Air Sebelum Berhidroponik

Sebenarnya, sebelum kita mulai berhidroponik, (apalagi membangun instalasi komersial secara besar-besaran), kita sudah harus tahu pasti sumber air yang akan dipakai, untuk mengairi tanaman dan melarutkan ramuan bahan kimia, makanan tanaman.

Pada permulaan penyelenggaraan hidroponik, selama tanaman masih belum ' melek' dari keterkejutannya dibongkar pasang dari tempat penamamannya yang lama ke tempatnya yang baru), tanaman malahan mengandalkan seratus persen pada air biasa. Air ini selain bertugas sebagai penjaga kelembaban, supaya medium tanam dan tubuh tanaman itu sendiri tidak kering, juga sebagai pengganti jumlah yang hilang oleh penguapan, baik melalui permukaan daun maupun sela-sela kerikil medium tanam.

Cara mengukur Sumber Air yang Baik Untuk Kelansungan Tanaman Hidroponik
Jika air biasa ini memang diambil dari sumur daerah  pedalaman yang terkenal bersih, belum tercemar limbah pabrik  atau limbah macam - macam sumber kotoran, air tidak menimbulkan  masalah. Tetapi jika sumur ini terletak di daerah pantai, mungkin air biasa itu tidak biasa lagi, melainkan luar biasa. Biasanya  ia mengandung sejumlah garam natrium klorida, yang jika terlalu tinggi kadarnya ( lebih dari 10 ppm ) tidak akan menyuburkan tanaman  sebagaimana  kita harapkan. Maka dalam hal ini  harus dicari dulu sumber air lain yang  tidak payau seperti itu, sebagai penggantinya.

Juga air yang sadah karena terlalu tinggi kadar kalsium karbonatnya, tidak akan memuaskan, jika dipakai mengairi tanaman hidroponik. Bukti sudah tidaknya air dapat dilihat secara sederharna pada endapan  kalsium karbonat yan terdapat pada dinding ketel atau panci perebus air bagian dalam. Jika ada endapan, berarti  air yang direbus setiap hari oleh ibu rumah tangga daerah itu cukup lumayan kesadahannya.

Tetapi untuk mengetahui berapakah derajat kesadahan air itu  (kecil, lumayan, atau besar), perlu penetapan dengan memakai kertas penunjuk kesadahan (antara lain dibuat oleh pabrik Kimia E. Merk). Pada  potongan lembar kertas itu ada daerah 4 warna, yang dalam keadaan kering tidak menunjukkan warna. Jika kertas dicelup ke dalam air  contoh yang akan diperiksa, maka air  yang sadah akan mewarnai daerah-daerah itu. Jika tidak ada satu daerah pun yang berwarna , berarti air itu lunak, dan bagus untuk dipakai berhidroponik.

Derajat kesadahannya dibawah 3 derajat celcius dH (Deutsche Harte). Jika hanya satu  daerah yang berwarna, berarti derajat kesadahannya antara 4-7 derajat celcius dH. Dan jika 2 daerah yang diwarnai, berarti 8-14 derajat celcius dH. Jika 3 daerah berarti 16-21 derajat celcius dH. Dan jika ke 4 daerah yang diwarnai : air itu luar biasa sadahnya ( lebih dari 23 derajat celcius dH).

Air yang rendah saja kesadahannya antara 4 dan 14 derajat celcius dH, yang dimana masih dapat dilunakkan dengan membubuhkan bahan kimia pendobrak ion (antara lain ada yang dijual dengan nama Lewatit HD 5, buatan Bayer, Luwasa, dan Leni hydrokultur). Bahan itu berupa bahan  penyerap sintetik yang sudah dijejali unsur makanan pekat yang awet tahan lama dipakai sampai 6 bulan. Ia akan menyerap dan mengikat ion-ion bebas penyebab kesadahan air, sehingga air dapat berubah lunak, dan sebagai penggantinya  ia mengeluarkan ion-ion mineral, unsur makanan bagi tanaman, ke dalam larutan, yang sedang mengairi pot hidroponik.

Selama yang dilunakkan itu air sadah rendah  yang dipakai secara kecil - kecilan , seperti hidroponik rumah tangga, maka kesibukan itu tidak menimbulkan masalah yang merepotkan. Tetapi jika air itu akan dipakai untuk hidroponik komersial, jelas diperlukan kembali instalasi perlunakan air yang lebih berat dan mahal. Di pasaran mesin industri, kebetulan sekali dewasa ini banyak dijual macam - macam alat water softener seperti  yang biasa dipakai dalam pabrik minuman lunak itu. Alat itu jelas dapat dimanfaatkan juga untuk instalasi hidroponik komersial.

Di daerah yang tanahnya gambut, seperti Pontianak, Banjarmasin, Telanaipura, dan lain-lain yang air sumurnya asam karena pengaruh tanah gambut, juga tidak menguntungkan membangun isntalasi hidroponik. Tetapi baik air  payau  maupun air asam, dapat kita ganti dengan air hujan, yang tentu hanya dapat dikumpulkan pada musim hujan saja.

Salah satu cara mengumpulkan air hujan di daerah yang luar biasa itu ialah denga cara membangu kolam yang dilapisi (bagian dalamnya) dengan lebaran plastik polytena hitam setebal 0,25 mm. Jenis plastik ini terkenal tidak melepaskan zat beracun bagi tanaman nanti. Dan warna hitam dianjurkan, kerena jika putih bening, plastiknya kurang begitu tahan terhadap daya perombakan sinar ultra violet dari matahari.

Bagi tepi kolam yang tajam (misal karena ada ujung babtu yang degil),harus diratakan dahulu dengan timbunan tanah atau pasir setebal paling sedikit 5 cm. Barulah lembaran plastik dapat dilapiskan dengan aman. Sambung-sambungan yang diperlukan dapat dengan mudah diusahakan dengan pengeleman dengan panas setrika listrik.

Sesudah terpasang, lembaran plastik  itu harus ditindih dnegan beberakang kantong plastik polytena berisi pasir atau tanah, supaya tidak kabur diembus angin.

Air hujan yang kemudian terkumpul dalam kolam plastik itu dapt kita pandang sebagai air murni yang bebas dari macam  macam garam atau asam. Asal kolam itu dibangun di daerah yang udaranya tidak tercemar oleh asap industri kimi dekat pelabuhan, atau asap knalpot mobil daerah perkotaan. Daerah tercemar seperti ini sama berbahanya bagi tanaman dengan daerah air payau atau air asam tanah gambut.

Bagaimana Penyediaan Larutan Mineral Yang Benar?

Cara apapun yang  kita pilih, apakah bertanam dalam pot bunga, pot gantung, pot bersumbu, kantong plastik, saluran benggala, ataupun bak di kebun, penyelenggaraan tanaman hidroponik  pada dasarnya sama saja. Yaitu menyediakan da mengalirkan larutan mineral sebagai unsur  makanan  bagi tanaman, menjaga kepekatan larutan dan darajat  keasamannya, menyemai bibit, dan mencegah hama dan penyakit.

Penyediaan Larutan Mineral
Unsur makanan yang diperlukan oleh tanaman bermacam – macam. Beberapa di antaranya mungkin sudah ada dalam air penyiram, tetapi beberapa unsur tertentu harus selalu kita berikan secara berkala (jika tidak setiap hari, mungkin juga setiap minggu), karena unsur itu memang tidak terkandung dalam air penyiram biasa. Yaitu unsur nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, belerang, besi, mangan, seng, bor, tembaga, dan molybden. Mereka tidak  hanya  harus dibubuhkan secara berkala begitu saja, tetapi juga dipertahankan kepekatannya  yang tepat, sesuai keperluan.

Apa kegunaan unsur itu bagai tanaman, sampai mutlak harus disediakan, dan dalam bentuk bahan kimia apa ia dapat kita peroleh (garam mineral, pupuk buatan, pupuk pabrik, atau pupuk anorganik).

Bagi tanaman hidroponik dalam pot, nicholls mengajukan  2 macam resep untuk ramuan bahan kimia garam mineral. Ada bahan yang merupakan obat kimia yang dapat  dibeli apotik aja, dan ada yang berupa pupuk yang dapat dibeli di apotik saja, dan, ada yang berupa pupuk yang dapat di kios penjualan pupuk dan alat pertanian.  Ia berangkat dari pemikiran, bahwa para penggemar hobi hidroponik pemula, yang hanya memakai beberapa buah pot saja sebagai  kegemaran, tentu ingin meramu bahan kimia yang sedeharna dan praktis.

Beberapa penggemar malah lebih senang membeli bahan jadi yang siap pakai saja yang sudah diramu oleh toko, atau penjual bahan hidroponik tertentu.

Bahan kimia itu semua ditimbang dengan seksama dan dicampur aduk dalam panic plastic yang kering. Bahan berupa gumpalan harus dihancurkan sambil diaduk dengan sepotong kayu kering, sampai  diperoleh serbuk yang serba sama. Serbuk campuran ini kemudian  disimpan kering dalam wadah yang dapat ditutup rapat, sebelum tiba waktunya dipakai. Setiap kali menyiram tanaman hidroponik, hanya diperlukan 10 gram ( 1 sendok the ukuran amerika, bukan  sendok teh ukuran Asia) saja, dari serbuk campuran bahan itu, untuk dilarutkan dalam 4 liter air. Sebelum dipakai harus  diperikasa dulu apakah semua bahan sudah larut betul dalam air, dan tidak ada yang masih mengendap sebagai serbuk di dasar wadah.

sumber: pengalaman pribadi

Rumah Plastik model Jepang, Sebagai Tempat Tanaman Hidroponik

Rumah Plastik ini salah satu bentuk green house. Kerangka bangunan untuk meyangga tudung plastik cukup yang sedeharna, dari bahan murahan seperti bumbu belah, atau (jika ingin memakainya berulang kali), dari pipa aluminium seperti yang ingin memakainya berulang kali), dari pipa alumunium seperti yang banyak dipakai untuk membuat antena TV asal tidak nudah roboh tertimpa hujan lebat.

Pipa semacam itu dilengkungkan dan kedua ujungnya ditancapkan dalam tanah begitu saja, sehingga membentuk kubah setengah lingkaran. Jarak antar pipa melengkung sebaiknya 75 cm. Dan semuanya diperkuat dengan batang bambu panjang yang diikat membujur sepanjang bedengan, agar menahan mereka jangan sampai roboh atau miring tidak saling sejajar lagi.

Jika harga rotan mentah teryata lebih murah daripada pipa aluminium, tentu saja lebih bijaksana memakai rotan bergaris tengah 2 cm saja daripada pipa aluminium.

Atap yang dipakai  berupa plastik PVC (polyvinyl choride) yang tebalnya kurang lebih 0,10 mm. Menutupkan di atas kubag kerangka tidak hanya sebagai atap di bagian atasnya saja, melainkan menutup sisi samping saja. Pada musim hujan, pasti ada udara di luar sekitar rumah plastik itu akan lembab sekali sampai tanaman musim kemarau seperti bawang merah ( yang biasa hidup di udara kering) dapat kedinginan.

Vinyl house untuk musim hujan terkurung plastik sama sekali, sehingga mampu menjaga kemantapan sushu hangat dan lengas udara yang rendah di dalamnya. Mengingat di daerah beriklim panas seperti di indonesia, hari hujan bisanya diselingi dengan pagi yang cerah terang benderang, maka sebenarnya usaha mempertahankan suhu hangat dan lengas udara rendah itu tidak begitu sulit, dibanding dengan beriklim empat atau subtropis seperti Negara Amerika Utara, Jepang Tengah, atau Belanda Selatan, yang petaninya terpaksa bergulat lebih keras melawan iklim yang lebih ganas.

Namun meskipun mengurung rapat, rumah plastik itu masih dapat leluasa menukarkan udara pengap di dalamnya, dengan udara segar dari luar, sehingga tanaman tidak sesak nafas. Sudah tenu ini hanya  dapat diselenggarakan jiak kebetulan tidak hujan dan matahari bersinar terang. Maka plastik digulung ke atas setengah badan, sehingga "pondok" itu terbuka bagian bawahnya.

Begitu udara mulai mendung atau suhunya mulai turun, tudung plastik yang  tergulung itu dibuka lagi supaya mengurung pondok kembali, sampai ke bawah, mencapai tanah. Ia rapat lagi sebagai pintu untuk keluar-masuk para pekerja , pada salah satu ujung pondok dipasang kosen seperlunya dari kayu, berikut daun dari plastik juga.

sumber: Pengalaman Pribadi

Mengenal Budidaya Tanaman Hidroponik Komersial dengan Pola Green House

Sebelumnya kita sudah membahas beberapa artikel tanaman hidroponik rumahan (skala kecil), dan saat ini bagaimana bercocok tanam dengan hidroponik komersial dalam hal ini skala besar. Hidroponik komersial ini lebih banyak digunakan menghasilkan bunga, sayuran, dan buah-buahan sebagai dagangan.

Ada yang dilakukan dalam green house sebagai semacam rumah pemeliharaan, jika cuacanya kurang membantu,, dan ada dilakukan di area terbuka, jika cuacanya sangat membantu.  Hidroponik dalam green house banyak dilakukan di Negara - negara subtropis seperti Eropa, Amerika, Jepang, dan di area tandus seperti Negara Arab, dan Australia Utara. Di negara sendiri yaitu Indonesia, hidroponik komersial tidak memakai green house seratus persen, tetapi di atas lahan setengah terbuka, dengan atas pelindung dari plastik yang terutama melindungi tanaman terhadap air hujan.

Sampai akhir tahun  1983, satu-satunya usaha hidroponik komersial dilakukan oleh Kemfarm ,di desa Cireundeu, Kelurahan Lebakbulus, Kecamatan Cilandak, Wilayah Jakarta Selatan, yang masih bersih udaranya.

Green House sebagai Kebun Beratap
Istilah green house yang diciptakan di Amerika Serikat disebut demikian karena merupakan bangunan tempat menumbuhkan tanaman yang dapat sepanjang tahun hijau terus, meskipun di luar sedang musim gugur atau musim dingin. Atap dan dinding rumah ini dulu terbuat dari kaca, sehingga orang Eropa menyebut beratap kaca itu glass house.

Berbagai Jenis Rumah Kaca "Glass House"
Mengapa orang mau membangun green house dengan susah payah? Karena dengan bangunan itu suhu, kelembaban, cahaya, dan lain keperluan tanaman dapat diatur sampai ke sayuran musim dapat ditanam sepanjang tahun. Dan sayuran ini dapat dijual diluar musim dengan harga selalu berlipat ganda.

Biaya pengusahaan dapat dengan mudah ditutup oleh keuntungan yang diperoleh.

Bentuk green house di negri asalnya bermacam - macam. Ada yang berbentuk los seperti gudang tembakau dan berdiri sendiri di tengah  lapangan terbuka. Ada yang menempel pada dinding rumah, ada juga yang berukuran kecil, sebagai window green house dan sun room., menempel di rumah juga.

Di Negara Jepang, orang mula - mula memakai kaca sebagai atap green house, tetapi setelah ditemukan plastik polivinil klorida pada tahun 1950, mereka beralih memakai plastik ini, yang dikalangan mereka dikenal sebagai agricultural vinyl. Selain lebih murah, bahan ini juga tidak mudah robek dan mampu menahan panas, sehingga cocok dipakai untuk mengurung sayuran  yang akan ditanam pada permulaan musim semi, mendahului musim tanam di ladang biasa.

Sementara diluar suhu udara masih dingin, dan belum cukup membantu,suhu dibawah vinyl house yang sudah dipersiapkan demikian sudah cukup hangat untuk memulai bercocok tanam. Itu dapat terjadi, karena tinggi vinyl house dibuat seminim-minimnya, cukup untuk tidak menghambat menghalangi - halangi pekerja yang berdiri tegak didalamnya saja sehingga mudah memanasi ruangan dengan hanya kecil itu. Ini jelas berbeda dengan ukuran tinggi green house yang biasa dibangun di Eropa dan Amerika.

Dari berbagai jenis bentuk vinyl house yang dibangun di Jepang itu (mulai dari bentuk los beratap baja, beratap melengkung, beratap tiga perempat, sampai bentuk venlo seperti di negri Belanda), yang paling menarik ialah terowongan. Mungkin bentuk ini dapat kita tiru untuk bertanama bawang putih di daerah pegunungan yang malam harinya terlalu dingin sampai tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik. Dan bawang merah di dataran rendah pada musim hujan, di luar musim tanam biasa. Tentu harus disesuaikan dengan kondisi setempat.

Popular Posts

Advertisement

PASANG IKLAN DISINI BANNER UKURAN 300 X 250 CUMAN Rp. 70.000 PER BULAN