Advertisement 728 X 90

PASANG IKLAN DISINI BANNER UKURAN 728 X 90 CUMAN 100.000 PER BULAN

Panduan Cara Pembibitan Tanaman Hidroponik Dengan Stek Batang Part II

Pembahasan kali ini adalah lanjutan artikel dari Panduan Cara Pembibitan Tanaman Hidroponik Dengan Stek Batang Part I Jika suhu  ruangan pesemaian dapat disusahakan senantiasa cukup panasnya sekitar 28 derajat celcius, stek itu lebih cepat berakar daripada stek yang dibiarkan kedinginan di malam hari dan kepanasan di siang hari terik.

Tanda bahwa stek sudah berakar ialah adanya pertumbuhan baru yang nampak sudah tanaman segar kembali. Maka ia hanya boleh tinggal paling lama 1 minggu lagi, dalam pot persemaian itu, untuk kemudian dipindah tanamkan ke pot hidroponik yang lebih besar.

Cara lain untuk menyemai stek batang tanaman berbatang lunak, ialah dengan memakai perlite atau butiran hancuran batu apung sekecil kerikil, dalam kantong plastik. Mula-mula, bahan ini disirami air, kemudian air dikeluarkan dari kantong, dengan menungginggkan kantong plastik itu yang agak ditahan lehernya, sampai semua air keluar tuntas. Maka, perlite atau kerikil batu apungnya akan cukup lembab, namun tidak sampai basah kuyup.

Stek tanaman kemudian ditancapkan dalam medium tanam dalam kantong itu, kemudian ditutup dan ditaruh di tempat yang terang, tetapi tidak sampai  kepanasan oleh sinar matahari terik.

Supaya  tidak pengap  sesak nafas, kantong perlu dibuka sebentar setiap hari, tetapi jangan sampai mengganggu kedudukan tanaman.
Biasanya untuk menumbuhkan akar diperlukan 2 minggu sampai 1 bulan.Untuk mengetahui apakah stek sudah berakar, boleh menarik tanaman muda itu secara hati-hati. Jika medium tanamannya bergerak, maka tandanya  tanaman sudah berakar kuat. Dalam hal ini, ia sudah waktunya dipindah tanamkan ke pot hidroponik.

Stek cabang tanaman yang keras batangnya, seperti perdu dan pohon -pohonan, agak berbeda cara membuatnya. Cabang yang cocok untuk distek dengan memuaskan hanya yang masih bergaris tengah sebesar pensil saja. Itu dipotong pucuknya, sehingga tidak berdaun lagi, dan kemudian dipotongi lebih lanjut menjadi potongan stek sependek 20 cm. Tetapi usahakan agar padanya selalu ada mata tunasnya, paling sedikit 2 biji. Tempat pemotongan bagian bawah harus diusahakan sedikit di bawah tempat mata tunas itu, sisa cabang yang terlalu panjang dibawah tunas di dalam pot itu akan membusuk dan menjadi sumber penyakit.

Stek batang tanaman keras lama sekali menumbuhkan akar baru. Ada yang sampai setahun. Dipotong pada musim hujan, ia baru berakar pada musim hujan tahun berikutnya. Karena itu, penting sekali mengusahakan agar selama menunggu saat berakar ini, ia tidak diserbu rayap, kekeringan, atau  mendapat musibah lain.

Untuk menyemaikan stek yang minta waktu lama ini, jelas diperlukan tempat pesemaian yang terpencil dan tidak mendapat gangguan terlalu sering. Salah satu cara yang dapat ditempuh dengan mudah ialah membuat petakan atau kotakan dalam tanah (besarnya mana suka, tergantung pada jumlah stek yang akan disemai), yang nantinya dapat ditutup dengan sehelai kaca yang pas. Kotakan diisi dengan pasir yang sudah disterilkan dengan jalan direbus, sampai setinggi permukaan tanah semula, lalu dibahasahi. Stek batang yang sudah diiris bersih dan rata pangkalnya, kemudian ditancapkan sedemikian rupa dalamnya, sehingga masih ada lk. 2 1/2 cm yang muncul di atas permukaan pasir. Memang sebagian besar terbenam di bawah permukaan, tetapi ini perlu, mengingat ia harus mengatasi musim kering kemarau nanti, sebelum berhasil menyelesaikan tugas menumbuh akar.

Di bagian dalam inilah suasana masih tetap lembab, meskipun udara luar kering. Untuk mencegah penguapan air dari pasir terlalu banyak, kotakan ditutup dengan kaca yang pas. Dan diatasnya lagi perlu dibangun atap peneduh yang sepanjang tahun benar - benar dapat menaungi pesemaian berkaca itu dengan mudah.

Panduan Cara Pembibitan Tanaman Hidroponik Dengan Stek Batang Part I

Panduan Cara Pembibitan Tanaman Hidroponik Dengan Stek Batang Part I - Bagi hidroponik rumahan yang lebih banyak memelihara tanaman hias, pembibitan lebih menyenangkan karena lebih cepat berhasil jika dilakukan secara vegatatif, dengan membuat dan menyemai stek batang atau cabang, stek daun, dan umbi akar. Tanaman yang tumbuh dari stek selalu sama bentuk dan sifatnya dengan tanaman induknya.

Tanaman yang lunak batangnya, seperti kebanyakan bunga-bungaan dan sayuran, biasanya dibuat dengan mengiris cabangnya yang mudah dipisah dengan dipatahkan begitu saja dari batang induknya, tanpa perlawanan. Jika ia sulit dipatahkan, dan hanya bengkok saja, atau meninggalkan bekas patahan yang berantakan tidak bersih beraturan, maka cabang itu sudah terlalu tua untuk dijadikan stek.

Stek tanaman lunak sebaiknya dibuat paling panjang 10 cm saja. Itu dipotong dari batang tanaman induknyaa dekat di bawah suatu buku, mata tunas, atau kuncup. Stek kemudian dibuang daun-daunnya yang paling bawah, sedangkan daun dipuncuknya dibiarkan saja. Bekas potongan yang mengeluarkan getah harus ditaburi serbuk norit atau arang kayu yang halus, supaya berhenti bergetah.

Stek harus dibungkus daun pisang atau kain bersih yang dibuat lembab (bukan basah), selama pengangkutan dari kebun ke tempat pesemaian dan selama disimpan, menunggu saat disemai. Sebab ia masih dibiarkan tetap berdaun, sedangkan daun ini menguapkan air terlalu  banyak sampai dapat layu, jika tidak dibungkus lembab.

Stek batang berupa cabang yang memenuhi syarat, disemai dalam pot yang sudah diisi dengan pasir dan lumut,  sphagnum yang dibasahkan. Pelru ditekan sedikit dalam pot, supaya bahan ini menjadi medium tanam agak padat, yang memenuhi pot sampai kira-kira 2 1/2 cm di bawah tepian tas pot.

Karena stek dapat dipercepat pertumbuhan akarnya dengan hormon tanaman indole butyric acid (IBA) yang dijual dengan nama dagang Seadix atau Hormodin, dan naphthalene acetic acid (NAA) yang diperdagangkan sebagai Planofix, maka sebaiknya memberinya salah satu hormion pertumbuhan ini saja, untuk menjamin keberhasilannya disemai.

Sebelum stek ditancapkan dalam pot pesemaian, pangkal batang yang masih baru diiris dengan pisau yang tajam (boleh pisau okulasi)) atau silet, supaya permukaannya rata  dan bersih,.Permukaan  inilah yang kemudian dicelup ke dalam serbuk hormon yang sudah disiapkan di dekat deretan pot itu, kemudian diketrok - ketro sedikit supaya serbuk yang kelebihan bisa rontok, dan akhirnya stek ditancapkan dalam medium tanam di sekitar batang stek perlu ditekan - padatkan seperlunya, supaya stek kokoh benar menancapnya.

Selesai ditanam, stek demikian perlu ditutup dengan kantong plastik yang sesuai ukurannya, atau botol jem (jika steknya kecil), untuk mencegah pengupan terlalu banyak. Tetapi setiap hari tutup ini perlu dibuka sebentar selama beberapa menit, supaya ada pertukaran hawa pengap dengan udara segar dari luar, kemudian dikerudungkan kembali. Nantikan artikel Panduan Cara Pembibitan Tanaman Hidroponik Dengan Stek Batang Part II yaaa.....

Panduan Cara Pembibitan Tanaman Hidroponik Dengan Biji Part II

Sebelumnya kita sudah membahas Panduan Cara Pembibitan Tanaman Hidroponik Dengan Biji Part I, dan artikel ini adalah kelanjutannya silahkan disimak lansungnya..

Persemaian perlu dilindungi dengan atap peneduh terhadap sengatan matahari, sampai biji berkacambah dan mencuatkan daunnya di atas permukaan kerikil medium tanam. Cahaya matahari memang berbahaya bagi kecambah demikian, tetapi cahaya yang terang dibawah satu atap peneduh justru perlu. Baru sesudah bibit tanaman itu muncul sepenuhnya  secara lengkap dengan batang dan daunnya, mereka boleh disinari matahari penuh waktu pagi, tetapi kemudian terlindung lagi waktu siang dan sore, jika matahari sedang ganas - ganasnya menyengat.

Jika bak persemaian itu gampang dipindah -pindahkan, sebaiknya juga memutar seperlunya supaya tanaman tidak tumbuh  condong ke satu arah, menuju ke arah matahari dari satu sisi saja.
Sesudah menumbuhkan 4 helai daun, bibit sudah cukup kuat untuk dipindah tanamkan ke dalam pot hidroponik lain lebih besar.

Cara lain untuk menyemai biji (terutama biji tanaman yang mahal dan langka), ialah dengan memakai bahan Jiffy-7, sepotong gambut yang sudah dikeringkan dan dibentuk bulat, silindris, atau persegi kubus yang dibungkus dengan jala plastik. Biji sebanyak 2 -3 butir ditekan masuk ke dalam bahan ini, dan pada waktunya nanti akan berkacambah, jika terus menerus dibuat lembab dengan penyiraman. Dengan air, gambut kering itu akan mengembang, membentuk medium tanam yang bagus kelembabannya. Dengan mudah, akar bibit yang muncul akan menerobos jala plastik yang menahan gambut jangan sampai berantakan waktu mengembang disirami air itu.

Suatu varasi lain dari jiffy-7 ialah fertlcubes, bahan pesemaian berbentuk kubus tersusun dari gambut kering, perlite, dan vermiculite, dicampur dengan sejumlah unsur kimia, makanan tanaman.

Bibit tanaman yang sudah cukup besar dapat dipindah ke dalam pot hidroponik berikut medium pesemaian itu sekalian. Bahan itu sudah disterilkan , sedang gambut keringnya bertugas sebagai penyerap yang baik. Jadi tanaman pun tidak akan ketularan bibit penyakit, atau kekurangan kelembaban.

Bahan ini sampai sekarang masih terpaksa diimpor, baik dari Inggris, Amerika, maupun Jerman, dan Belanda. Tetapi mestinya para peneliti pertanian kita sudah mulai meneliti kemungkinan mencari bahan pengganti yang sama bagusnya dengan gambut itu dari sumber - sumber dalam negri, seperti rawa -rawa di Kalimantan Barat, Rawa pening dan Rawa Lakbok di Jawa misalnya, di samping pengganti bagi perelite dan vermiculite.

Pada Nutrient Film Technique, yang mengharuskan bibit ditaruh dalam saluran tempat pemeliharaan tanaman yang dialiri cairan makanan dengan kecepatan dan tekanan tertentu, lebih - lebih lagi diperlukan kubus pesemaian seperti Jiffy-7 itu, supaya bibit masih dapat berdiri kokoh jika  dialiri larutan makanan. Tetapi bahan yang dipakai bukan Jiffy-7, melainkan rock wool batu basalt yang lunak keropos.


Panduan Cara Pembibitan Tanaman Hidroponik Dengan Biji Part I

Tanaman hidroponik diperoleh dari pembibitan yang tidak berbeda caranya dengan pembibitan tanaman biasa. Yaitu secara generative, dengan menyemai biji, dan  secara vegaratif dengan menyetek bagian  tanaman yang memang dapat di stek.

Untuk menyemai biji, biasanya disisihkan satu tempat khusus yang terpisah dari kumpulan  tanaman hidroponik lainnya.  Sebab kecambah dan bibit tanaman muda memerlukan perhatian dan perawatan khusus yang berbeda dengan  tanaman tua. Dalam  pemeliharaan sehari – hari  jika dicampur, kurang praktis dan efisien.

Persemaian biji lazimnya berukuran kotak persegi empat. Supaya mudah dan efisien penanganannya selalu ditaruh di atas meja atau para -  para.  Sesudah diisi  dengan pasir steril atau jenis bahan  medium tanam yang lainnya yang ngerokos (mudahnya menyerap dan memegang kelembaban), disirami air supaya basah seluruhnya, tetapi tidak sampai kuyup. Permukaanya kemudian dilubangi dengan ujung pensil yang runcing, sehingga tercipta deretan lubang penanaman berjarak 1 x 2 cm, atau 1 ½ x 2 ½ cm. Tiap – tiap lubang tidak boleh  lebih dalam daripada 0,8 cm.

Biji kemudian disemaikan dalam lubang ini, dan ditutup kembali  dengan pasir steril sampai tidak kelihatan lagi. Jika bijinya lembut sekali seperti  biji tomat dan Lombok, misalnya, sudah tentu lebih praktis disebar  rata saja di atas permukaan medium tanam yang  rata.  Kemudian ditutup kembali  dengan selapis medium yang tipis. Tetapi  biji lain yang besar justru lebih praktis jika disebar secara teratur  dalam beberapa barisan yang rapi. Kecambah yang kemudian tumbuh  rapi pun mudah dan cepat diperjarang untuk diseleksi yang bagus – bagus saja (yang dipertahankan), sedang yang tumbuhnya jelek, cacat, atau ketinggalan pesatnya, dicabut saja untuk dibuang.

Dan jika  sudah tiba waktunya dipindah tanamkan ke pot hidroponik, bibit yang berbaris rapi juga paling gampang perlakuaanya.
Sesudah ditanam, biji perlu disirami air dengan memakai penyemprot supaya cukup basah saja, tetapi tidak sampi tergenang kebanjiran air.

Pada hari berikutnya juga masih tetap disirami  dengan air biasa saja, karena untuk berkacambah  biji itu memang tidak perlu larutan makanan  bahan kimia. Baru sesudah 3 hari (dihitung mulai dari saat disebar itu), mereka perlu diberi larutan makanan seperti tanaman yang sudah dewasa. Larutan boleh dibiarkan merembes terus  keluar dari pot setiap kali penyiraman, tetapi juga boleh ditahan dulu dalam pot dengan jalan menyumbat lubang dasarnya, dan membukanya lagi sesudah 2 hari, jika mendapat giliran penyiraman berikutnya.

Jadi jika ada endapan dalam pot, dapat digentor ke luar oleh penyiraman berikutnya.
Lazimnya, penyiraman dilakukan setiap 2 hari sekali, tetapi sesudah kecambah tanaman tumbuh lebih  besar, penyiraman perlu lebih sering.

Panduan Cara Pembibitan Tanaman Hidroponik Dengan Biji
Part I, Akan dilanjutkan di artikel pembibitan biji Part II.

Pentingnya Penyedian Sumber Air Sebelum Berhidroponik

Sebenarnya, sebelum kita mulai berhidroponik, (apalagi membangun instalasi komersial secara besar-besaran), kita sudah harus tahu pasti sumber air yang akan dipakai, untuk mengairi tanaman dan melarutkan ramuan bahan kimia, makanan tanaman.

Pada permulaan penyelenggaraan hidroponik, selama tanaman masih belum ' melek' dari keterkejutannya dibongkar pasang dari tempat penamamannya yang lama ke tempatnya yang baru), tanaman malahan mengandalkan seratus persen pada air biasa. Air ini selain bertugas sebagai penjaga kelembaban, supaya medium tanam dan tubuh tanaman itu sendiri tidak kering, juga sebagai pengganti jumlah yang hilang oleh penguapan, baik melalui permukaan daun maupun sela-sela kerikil medium tanam.

Cara mengukur Sumber Air yang Baik Untuk Kelansungan Tanaman Hidroponik
Jika air biasa ini memang diambil dari sumur daerah  pedalaman yang terkenal bersih, belum tercemar limbah pabrik  atau limbah macam - macam sumber kotoran, air tidak menimbulkan  masalah. Tetapi jika sumur ini terletak di daerah pantai, mungkin air biasa itu tidak biasa lagi, melainkan luar biasa. Biasanya  ia mengandung sejumlah garam natrium klorida, yang jika terlalu tinggi kadarnya ( lebih dari 10 ppm ) tidak akan menyuburkan tanaman  sebagaimana  kita harapkan. Maka dalam hal ini  harus dicari dulu sumber air lain yang  tidak payau seperti itu, sebagai penggantinya.

Juga air yang sadah karena terlalu tinggi kadar kalsium karbonatnya, tidak akan memuaskan, jika dipakai mengairi tanaman hidroponik. Bukti sudah tidaknya air dapat dilihat secara sederharna pada endapan  kalsium karbonat yan terdapat pada dinding ketel atau panci perebus air bagian dalam. Jika ada endapan, berarti  air yang direbus setiap hari oleh ibu rumah tangga daerah itu cukup lumayan kesadahannya.

Tetapi untuk mengetahui berapakah derajat kesadahan air itu  (kecil, lumayan, atau besar), perlu penetapan dengan memakai kertas penunjuk kesadahan (antara lain dibuat oleh pabrik Kimia E. Merk). Pada  potongan lembar kertas itu ada daerah 4 warna, yang dalam keadaan kering tidak menunjukkan warna. Jika kertas dicelup ke dalam air  contoh yang akan diperiksa, maka air  yang sadah akan mewarnai daerah-daerah itu. Jika tidak ada satu daerah pun yang berwarna , berarti air itu lunak, dan bagus untuk dipakai berhidroponik.

Derajat kesadahannya dibawah 3 derajat celcius dH (Deutsche Harte). Jika hanya satu  daerah yang berwarna, berarti derajat kesadahannya antara 4-7 derajat celcius dH. Dan jika 2 daerah yang diwarnai, berarti 8-14 derajat celcius dH. Jika 3 daerah berarti 16-21 derajat celcius dH. Dan jika ke 4 daerah yang diwarnai : air itu luar biasa sadahnya ( lebih dari 23 derajat celcius dH).

Air yang rendah saja kesadahannya antara 4 dan 14 derajat celcius dH, yang dimana masih dapat dilunakkan dengan membubuhkan bahan kimia pendobrak ion (antara lain ada yang dijual dengan nama Lewatit HD 5, buatan Bayer, Luwasa, dan Leni hydrokultur). Bahan itu berupa bahan  penyerap sintetik yang sudah dijejali unsur makanan pekat yang awet tahan lama dipakai sampai 6 bulan. Ia akan menyerap dan mengikat ion-ion bebas penyebab kesadahan air, sehingga air dapat berubah lunak, dan sebagai penggantinya  ia mengeluarkan ion-ion mineral, unsur makanan bagi tanaman, ke dalam larutan, yang sedang mengairi pot hidroponik.

Selama yang dilunakkan itu air sadah rendah  yang dipakai secara kecil - kecilan , seperti hidroponik rumah tangga, maka kesibukan itu tidak menimbulkan masalah yang merepotkan. Tetapi jika air itu akan dipakai untuk hidroponik komersial, jelas diperlukan kembali instalasi perlunakan air yang lebih berat dan mahal. Di pasaran mesin industri, kebetulan sekali dewasa ini banyak dijual macam - macam alat water softener seperti  yang biasa dipakai dalam pabrik minuman lunak itu. Alat itu jelas dapat dimanfaatkan juga untuk instalasi hidroponik komersial.

Di daerah yang tanahnya gambut, seperti Pontianak, Banjarmasin, Telanaipura, dan lain-lain yang air sumurnya asam karena pengaruh tanah gambut, juga tidak menguntungkan membangun isntalasi hidroponik. Tetapi baik air  payau  maupun air asam, dapat kita ganti dengan air hujan, yang tentu hanya dapat dikumpulkan pada musim hujan saja.

Salah satu cara mengumpulkan air hujan di daerah yang luar biasa itu ialah denga cara membangu kolam yang dilapisi (bagian dalamnya) dengan lebaran plastik polytena hitam setebal 0,25 mm. Jenis plastik ini terkenal tidak melepaskan zat beracun bagi tanaman nanti. Dan warna hitam dianjurkan, kerena jika putih bening, plastiknya kurang begitu tahan terhadap daya perombakan sinar ultra violet dari matahari.

Bagi tepi kolam yang tajam (misal karena ada ujung babtu yang degil),harus diratakan dahulu dengan timbunan tanah atau pasir setebal paling sedikit 5 cm. Barulah lembaran plastik dapat dilapiskan dengan aman. Sambung-sambungan yang diperlukan dapat dengan mudah diusahakan dengan pengeleman dengan panas setrika listrik.

Sesudah terpasang, lembaran plastik  itu harus ditindih dnegan beberakang kantong plastik polytena berisi pasir atau tanah, supaya tidak kabur diembus angin.

Air hujan yang kemudian terkumpul dalam kolam plastik itu dapt kita pandang sebagai air murni yang bebas dari macam  macam garam atau asam. Asal kolam itu dibangun di daerah yang udaranya tidak tercemar oleh asap industri kimi dekat pelabuhan, atau asap knalpot mobil daerah perkotaan. Daerah tercemar seperti ini sama berbahanya bagi tanaman dengan daerah air payau atau air asam tanah gambut.

Bagaimana Penyediaan Larutan Mineral Yang Benar?

Cara apapun yang  kita pilih, apakah bertanam dalam pot bunga, pot gantung, pot bersumbu, kantong plastik, saluran benggala, ataupun bak di kebun, penyelenggaraan tanaman hidroponik  pada dasarnya sama saja. Yaitu menyediakan da mengalirkan larutan mineral sebagai unsur  makanan  bagi tanaman, menjaga kepekatan larutan dan darajat  keasamannya, menyemai bibit, dan mencegah hama dan penyakit.

Penyediaan Larutan Mineral
Unsur makanan yang diperlukan oleh tanaman bermacam – macam. Beberapa di antaranya mungkin sudah ada dalam air penyiram, tetapi beberapa unsur tertentu harus selalu kita berikan secara berkala (jika tidak setiap hari, mungkin juga setiap minggu), karena unsur itu memang tidak terkandung dalam air penyiram biasa. Yaitu unsur nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, belerang, besi, mangan, seng, bor, tembaga, dan molybden. Mereka tidak  hanya  harus dibubuhkan secara berkala begitu saja, tetapi juga dipertahankan kepekatannya  yang tepat, sesuai keperluan.

Apa kegunaan unsur itu bagai tanaman, sampai mutlak harus disediakan, dan dalam bentuk bahan kimia apa ia dapat kita peroleh (garam mineral, pupuk buatan, pupuk pabrik, atau pupuk anorganik).

Bagi tanaman hidroponik dalam pot, nicholls mengajukan  2 macam resep untuk ramuan bahan kimia garam mineral. Ada bahan yang merupakan obat kimia yang dapat  dibeli apotik aja, dan ada yang berupa pupuk yang dapat dibeli di apotik saja, dan, ada yang berupa pupuk yang dapat di kios penjualan pupuk dan alat pertanian.  Ia berangkat dari pemikiran, bahwa para penggemar hobi hidroponik pemula, yang hanya memakai beberapa buah pot saja sebagai  kegemaran, tentu ingin meramu bahan kimia yang sedeharna dan praktis.

Beberapa penggemar malah lebih senang membeli bahan jadi yang siap pakai saja yang sudah diramu oleh toko, atau penjual bahan hidroponik tertentu.

Bahan kimia itu semua ditimbang dengan seksama dan dicampur aduk dalam panic plastic yang kering. Bahan berupa gumpalan harus dihancurkan sambil diaduk dengan sepotong kayu kering, sampai  diperoleh serbuk yang serba sama. Serbuk campuran ini kemudian  disimpan kering dalam wadah yang dapat ditutup rapat, sebelum tiba waktunya dipakai. Setiap kali menyiram tanaman hidroponik, hanya diperlukan 10 gram ( 1 sendok the ukuran amerika, bukan  sendok teh ukuran Asia) saja, dari serbuk campuran bahan itu, untuk dilarutkan dalam 4 liter air. Sebelum dipakai harus  diperikasa dulu apakah semua bahan sudah larut betul dalam air, dan tidak ada yang masih mengendap sebagai serbuk di dasar wadah.

sumber: pengalaman pribadi

Tanaman Hidroponik #6 : Pemberian Cahaya Lampu Pada Tanaman

Tanaman itu membutuhkan sinar matahari yang cukup, agar dapat berfotosintesis dan tumbuh normal seperti tanaman lain yang dipelihara di pekarangan luar rumah. Tetapi bagaimana jika anda meletakkan tanaman di dalam rumah yang jauh dari cahaya sinar matahari? Bagaimana Solusinya?
Solusinya adalah pengganti cahaya matahari yaitu Lampu TL.

Apa itu Lampu TL?
Lampu TL jika diperpanjang adalah tube luminescence dalam bahasa Prancis atau dalam bahasa inggris Fluorescent. Dan juga disebut Lampu neon bagi kita orang indonesia. Lampu TL ini sangat membantu dalam penyediaan cahaya didalam ruangan, dan sampai sekarang banyak dari pecinta tanaman hidproponik memilih membudidayakan tanaman di dalam ruangan.

Lampu TL lebih sejuk, kira-kira 5 kali lebih sejuk daripada lampu pijar, sehingga tanaman yang disinari olehnya tidak menderita kepanasan. Dulu ketika Lampu TL masih berupa tabung yang lebih banyak menyinarkan cahaya yang mendekati gelombang warna biru daparipada warna merah, sampai ia tidak dapat cepat panas, berkebun dengan lampu tidak memuaskan tanaman hias karena tanaman hias tidak tumbuh bagus sebagaimana yang diharapkan. Di alamya yang asli, tanaman hias yang kita pelihara diluar rumah memang selalu menerima cahaya matahari penuh yang menyinarkan semua gelombang sinar.

Untunglah bahwa di pasaran lampu kemudian dijual tabung lampu TL dari jenis day light (yang sering di tulis dengan D-lite pada lampu yang bersangkutan), yang  selain masih sejuk nisbi juga lebih lengkap menyinarkan semua jenis  gelombang sinar yang diperluakan oleh tanaman. Maka berkebun dengan lampu sekarang ini boleh dikatakan sudah tidak ada masalah lagi.

Dengan penerangan lampu TL-Dlite ini, merahnya kelopak bunga justru Nampak lebih merona, sedang hijaunya daun lebih berseri-seri. Tidak mengherankan bahwa berkebun semacam ini malah lebih baik  hasilnya daripada berkebun di halaman luar rumah. Sebab, keperluan  tanaman dapat dipenuhi  secara lebih baik. Siang malam, sepanjang tahun, dapat saja kita mengurusnya terus-menerus, tidak terganggu oleh musim hujan penyakitan, atau kemarau panjang kering.

Cahaya Lebih Terarah
Di kota besar yang padat penduduknya, hobi ini makin popular di kalangan ibu rumah tangga. Kebanyakan dari mereka meletakkan potnya yang berlampu di pojok ruangan yang kosong, atau di bawah tangga  ke kamar tidur tingkat atas.

Ada juga yang meletakkan potnya di atas meja dorong atau rak beroda dari kayu atau aluminium (atau pipa baja berlapis  krom) yang  bertingkat  seperti  rak buku perpustakaan mutakhir. Tetapi hanya  dua atau tiga tingkatan. Tiap tingkat diberi sepasang tabung lampu TL sepanjang 1 meter. Karena kaki rak itu beroda, ia dapat didorong pindah tempat, kemana saja yang diinginkan. Mereka yang mampu  malah membuat satu perangkat rak tanaman beroda semacam itu untuk tiap kamar. Termasuk kamar tidur.

Mereka yakin bahwa dengan kehadiran tanaman dalam kamar itu udara dapat senantiasa bersih kembali pada siang hari, karena selalu terisap gas karbondioksidanya yang mengotori  kamar itu, oleh karena itu , dengan proses fotosintesis daun tanaman hijau. Dan sebagai hasil fotosintesis ini  tanaman mengeluarkan oksigen murni yang menyegarkan.
Sayang pada waktu malam proses itu berhenti ,sehingga jika malam tiba  pembersihan  ruangan tidak terjadi lebih lanjut.
Namun demikian para penggemar artificial light gardening tetap membiarkan rak berisi deretan pot tanamannya dalam kamar, walaupun malam tiba. Sebab jumlah  potnya hanya sedikit. Jumlah karbondioksidanya  yang mereka embuskan waktu malam tidak begitu berarti.

Tabung lampu untuk menyinari tanaman itu diberi  tudung  yang selain berfungsi  sebagai kap cahaya nya  tidak  mengarah  ke atas (dan terbuang  percuma, menyilaukan mata), juga berlaku sebagai reflector (pemantul cahaya) ke arah tanaman yang berada di bawahnya.
Tetapi  selagi tanaman masih rendah harus diusahakan benar agar jarak antara lampu dan pot kira – kira sejauh 25 cm. Baru jika tanaman sudah besar, jarak lampu disesuaikan lagi kira – kira  menambah sampai 45 cm.

Kemudian hanya perlu dijaga agar tanaman senantiasa menerima cahaya yang seimbang. Jika daun teryata menggerombol rimbun buntek-buntek, tandanya mereka menerima cahaya teralalu banyak , karena lampu yang dipasang  terlalu dekat, contoh: Karena tanamannya kurang banyak.

Dan sebaliknya, jika daun teryata  tumbuh jarang dan panjang – panjang, maka mereka perlu cahaya lebih banyak. Kemungkinan hal ini terjadi dikarenakan lampunya terlalu jauh atau jumlah tanaman untuk satu lampu.

Pengukuran Cahaya
Jumlah cahaya yang diperlukan umumnya dinyatakan dalam watt, supaya mudah dimengerti. Yaitu 15-20 watt bagi tiap 1.000 sentimeter persegi permukaan medium tanam dalam pot.
Tetapi tanaman hidroponik tidak perlu diterangi siang malam terus – menerus selama 24 jam. Tanaman tempat teduh seperti suplir pakis kawat, dan beberapa jenis anggrek hanya perlu penyinaran selama 12 jam saja (misalkan dari jam 07 pagi sampai jam 07 malam wita). Tanaman yang biasanya tumbuh  di tempat terbuka, hanya perlu  penyinaran 16 jam. Sesudah itu tanaman tersebut  perlu suasana gelap.

Beberapa pun yang diperlukan, baik lama mapun tidak, sebenarnya yang penting bukan berapa maksimalnya, tetapi berapa minimalnya yang mutlak diperlukan, supaya tanaman tidak merana.
Umumnya, cahaya minimum yang disyaratkan ini berkisar antara 250 – 500 foot candles.
Satu foot candles ialah jumlah cahaya yang menyinari permukaan satu kaki persegi, sejauh satu kaki dari sumber  cahaya lilin yang sedang menyala.

Jumlah cahaya ini dapat diukur dengan alat pengukur cahaya yang biasa dipakai dalam bidang fotografi, tetapi yang skalanya dinyatakan dalam foot candles.
Tempat cahayanya yang  sudah jelas terang, sudah tentu tidak perlu diukur, karena boleh dipastikan tidak akan menimbulkan masalah dalam perawatan tanaman. Tetapi tempat yang gelap, harus diukur. Alat pengukur dipasang lebih kurang 30cm dari calon tempat menaruh pot, hingga cahayanya  yang terbanyak jatuh pada permukaan alat itu yang  mengandung sel foto. Pengukuran dilakukan sepanjang hari, setiap 2 jam sekali.

Dan yang dicatat tidak hanya jumlah cahaya saja, tetapi juga  berapa lamanya cahaya itu menerangi tempat itu. Jika angka yang ditemukan teryata tidak kurang dari 250 foot candles, setelah dibantu dengan cahaya lampu TL, maka tempat itu boleh dipakai.

sumber: Berbagai pengalaman sahabat saya