Advertisement 728 X 90

PASANG IKLAN DISINI BANNER UKURAN 728 X 90 CUMAN 100.000 PER BULAN
Home » , » Tanaman Hidroponik #6 : Pemberian Cahaya Lampu Pada Tanaman

Tanaman Hidroponik #6 : Pemberian Cahaya Lampu Pada Tanaman

Tanaman itu membutuhkan sinar matahari yang cukup, agar dapat berfotosintesis dan tumbuh normal seperti tanaman lain yang dipelihara di pekarangan luar rumah. Tetapi bagaimana jika anda meletakkan tanaman di dalam rumah yang jauh dari cahaya sinar matahari? Bagaimana Solusinya?
Solusinya adalah pengganti cahaya matahari yaitu Lampu TL.

Apa itu Lampu TL?
Lampu TL jika diperpanjang adalah tube luminescence dalam bahasa Prancis atau dalam bahasa inggris Fluorescent. Dan juga disebut Lampu neon bagi kita orang indonesia. Lampu TL ini sangat membantu dalam penyediaan cahaya didalam ruangan, dan sampai sekarang banyak dari pecinta tanaman hidproponik memilih membudidayakan tanaman di dalam ruangan.

Lampu TL lebih sejuk, kira-kira 5 kali lebih sejuk daripada lampu pijar, sehingga tanaman yang disinari olehnya tidak menderita kepanasan. Dulu ketika Lampu TL masih berupa tabung yang lebih banyak menyinarkan cahaya yang mendekati gelombang warna biru daparipada warna merah, sampai ia tidak dapat cepat panas, berkebun dengan lampu tidak memuaskan tanaman hias karena tanaman hias tidak tumbuh bagus sebagaimana yang diharapkan. Di alamya yang asli, tanaman hias yang kita pelihara diluar rumah memang selalu menerima cahaya matahari penuh yang menyinarkan semua gelombang sinar.

Untunglah bahwa di pasaran lampu kemudian dijual tabung lampu TL dari jenis day light (yang sering di tulis dengan D-lite pada lampu yang bersangkutan), yang  selain masih sejuk nisbi juga lebih lengkap menyinarkan semua jenis  gelombang sinar yang diperluakan oleh tanaman. Maka berkebun dengan lampu sekarang ini boleh dikatakan sudah tidak ada masalah lagi.

Dengan penerangan lampu TL-Dlite ini, merahnya kelopak bunga justru Nampak lebih merona, sedang hijaunya daun lebih berseri-seri. Tidak mengherankan bahwa berkebun semacam ini malah lebih baik  hasilnya daripada berkebun di halaman luar rumah. Sebab, keperluan  tanaman dapat dipenuhi  secara lebih baik. Siang malam, sepanjang tahun, dapat saja kita mengurusnya terus-menerus, tidak terganggu oleh musim hujan penyakitan, atau kemarau panjang kering.

Cahaya Lebih Terarah
Di kota besar yang padat penduduknya, hobi ini makin popular di kalangan ibu rumah tangga. Kebanyakan dari mereka meletakkan potnya yang berlampu di pojok ruangan yang kosong, atau di bawah tangga  ke kamar tidur tingkat atas.

Ada juga yang meletakkan potnya di atas meja dorong atau rak beroda dari kayu atau aluminium (atau pipa baja berlapis  krom) yang  bertingkat  seperti  rak buku perpustakaan mutakhir. Tetapi hanya  dua atau tiga tingkatan. Tiap tingkat diberi sepasang tabung lampu TL sepanjang 1 meter. Karena kaki rak itu beroda, ia dapat didorong pindah tempat, kemana saja yang diinginkan. Mereka yang mampu  malah membuat satu perangkat rak tanaman beroda semacam itu untuk tiap kamar. Termasuk kamar tidur.

Mereka yakin bahwa dengan kehadiran tanaman dalam kamar itu udara dapat senantiasa bersih kembali pada siang hari, karena selalu terisap gas karbondioksidanya yang mengotori  kamar itu, oleh karena itu , dengan proses fotosintesis daun tanaman hijau. Dan sebagai hasil fotosintesis ini  tanaman mengeluarkan oksigen murni yang menyegarkan.
Sayang pada waktu malam proses itu berhenti ,sehingga jika malam tiba  pembersihan  ruangan tidak terjadi lebih lanjut.
Namun demikian para penggemar artificial light gardening tetap membiarkan rak berisi deretan pot tanamannya dalam kamar, walaupun malam tiba. Sebab jumlah  potnya hanya sedikit. Jumlah karbondioksidanya  yang mereka embuskan waktu malam tidak begitu berarti.

Tabung lampu untuk menyinari tanaman itu diberi  tudung  yang selain berfungsi  sebagai kap cahaya nya  tidak  mengarah  ke atas (dan terbuang  percuma, menyilaukan mata), juga berlaku sebagai reflector (pemantul cahaya) ke arah tanaman yang berada di bawahnya.
Tetapi  selagi tanaman masih rendah harus diusahakan benar agar jarak antara lampu dan pot kira – kira sejauh 25 cm. Baru jika tanaman sudah besar, jarak lampu disesuaikan lagi kira – kira  menambah sampai 45 cm.

Kemudian hanya perlu dijaga agar tanaman senantiasa menerima cahaya yang seimbang. Jika daun teryata menggerombol rimbun buntek-buntek, tandanya mereka menerima cahaya teralalu banyak , karena lampu yang dipasang  terlalu dekat, contoh: Karena tanamannya kurang banyak.

Dan sebaliknya, jika daun teryata  tumbuh jarang dan panjang – panjang, maka mereka perlu cahaya lebih banyak. Kemungkinan hal ini terjadi dikarenakan lampunya terlalu jauh atau jumlah tanaman untuk satu lampu.

Pengukuran Cahaya
Jumlah cahaya yang diperlukan umumnya dinyatakan dalam watt, supaya mudah dimengerti. Yaitu 15-20 watt bagi tiap 1.000 sentimeter persegi permukaan medium tanam dalam pot.
Tetapi tanaman hidroponik tidak perlu diterangi siang malam terus – menerus selama 24 jam. Tanaman tempat teduh seperti suplir pakis kawat, dan beberapa jenis anggrek hanya perlu penyinaran selama 12 jam saja (misalkan dari jam 07 pagi sampai jam 07 malam wita). Tanaman yang biasanya tumbuh  di tempat terbuka, hanya perlu  penyinaran 16 jam. Sesudah itu tanaman tersebut  perlu suasana gelap.

Beberapa pun yang diperlukan, baik lama mapun tidak, sebenarnya yang penting bukan berapa maksimalnya, tetapi berapa minimalnya yang mutlak diperlukan, supaya tanaman tidak merana.
Umumnya, cahaya minimum yang disyaratkan ini berkisar antara 250 – 500 foot candles.
Satu foot candles ialah jumlah cahaya yang menyinari permukaan satu kaki persegi, sejauh satu kaki dari sumber  cahaya lilin yang sedang menyala.

Jumlah cahaya ini dapat diukur dengan alat pengukur cahaya yang biasa dipakai dalam bidang fotografi, tetapi yang skalanya dinyatakan dalam foot candles.
Tempat cahayanya yang  sudah jelas terang, sudah tentu tidak perlu diukur, karena boleh dipastikan tidak akan menimbulkan masalah dalam perawatan tanaman. Tetapi tempat yang gelap, harus diukur. Alat pengukur dipasang lebih kurang 30cm dari calon tempat menaruh pot, hingga cahayanya  yang terbanyak jatuh pada permukaan alat itu yang  mengandung sel foto. Pengukuran dilakukan sepanjang hari, setiap 2 jam sekali.

Dan yang dicatat tidak hanya jumlah cahaya saja, tetapi juga  berapa lamanya cahaya itu menerangi tempat itu. Jika angka yang ditemukan teryata tidak kurang dari 250 foot candles, setelah dibantu dengan cahaya lampu TL, maka tempat itu boleh dipakai.

sumber: Berbagai pengalaman sahabat saya 
pasang iklan disini harga cuman 50.000 IDR PER BULAN

0 komentar:

Posting Komentar